Selasa, 03 November 2009

KETUA KPK NON AKTIF LAHIR DARI RAHIM PASANGAN PENJAHIT BAJU

Perseteruan antara KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Polri terus berlanjut. Pro dan kontra terkait penahanan dua pucuk pimpinan KPK non aktif Chandra Hamzah & Bibit Samad Riyanto memunculkan aksi-aksi demontrasi di sejumlah daerah.
Tak terkecuali respon yang ditimbulkan oleh masyarakat di Kota Kediri, tempat kelahiran mantan Kapolda Jawa Timur Irjen (Purn) Dr. Bibid Samad Rianto, MM ini. Kemarin, kalangan lawyer yang tergabung dalam Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) mendesak Polri mengabulkan penangguhan penahanan kedua pimpinan KPK ini.
Hari ini, Selasa (3/11/2009) siang saat jtvkediri.blogspot.com mendatangi warga di Jl Suparjan Mangun Wijaya, Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri juga mengaku prihatin atas nasib yang dialami Bibit. "Semoga mas Bibit segera dibebaskan, dan diberi kelancaran dalam menghadapi kasusnya," ujar Mutiara, warga Sekorame mengaku mengetahui kasus Bibit dari siaran TV
Lebih lanjut dituturkan Mutiara, jika Bibit adalah anak pertama dari enam bersaudara pasangan almarhum Samad dengan Ny Tukul. Bibit dan keluarganya tinggal di rumah No 15 A, yang kini ditempati pasangan suami-istri Suparno dengan Tirah, sepupu Bibit. Namun sayang, ketika beritajatim.com mendatangi rumah berpagar biru itu tengah tertutup rapat.
"Pak Suparno sedang di rumah sakit, karena anaknya tengah sakit. Tapi, saya tidak tahu dirawat di rumah sakit mana," sahut Sutini, tetangga Suparno. Di rumah bercat putih itu, juga terdapat sebuah Mushola bernama As-Shomad, berada di samping rumah. Kabarnya, Mushola itu dibangun oleh ayah Bibit yaitu almarhum Samad
Menurut keterangan Sutini, ketika kecil Bibit lebih sering tinggal bersama Ny Semi, bibinya di Waung, Mojoroto. "SD dan SMP nya disini, tapi SMA nya kurang tahu. Kebiasaanya kalau belajar di kamar mandi," terang Sutini, menceritakan. Namun tidak banyak cerita yang ditangkap warga seputar kehidupan Bibit, karena ia ikut orang tuanya ke Jakarta.
"Ya, dulu sih, sering ke Pasar Bandar bersama orang tuanya, karena ibunya penjahit," imbuh Sutini. Sementara itu, di depan rumah Suparno adalah rumah Samini, yang tak lain adik Bibit. Lagi-lagi, saat berusaha ditemui, baik Samini dan suaminya Sakur sedang tidak ada di rumah.
Samini yang juga kepala sekolah SD ini, tadi pagi berangkat ke Jakarta bersama Sakur, yang juga seorang guru SMA. Jadi, rumah bercat biru itu juga tertutup rapat, dan terkunci."Tadi pagi mereka pergi ke Jakarta, mungkin memberi dukungan kepada Bibit," cerita Sutini.
Sementara itu, lima adik Bibit tinggal di beberapa daerah. Seperti, Amin di wilayah Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, Agus di Jombang, dan Tutik di Pare, sedangkan Maskuri sudah meninggal dunia//me//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar